Pensangrahan tragedi yang terjadi di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, menjadi sorotan publik. Usaha penyelamatan yang dilakukan tim evakuasi menghadapi tantangan besar, terutama dari keluarga korban yang ingin segera menemukan santri mereka.
Peristiwa ini terjadi pada hari Jumat, di mana ketegangan sempat memuncak saat keluarga korban mencoba memasuki area yang telah disterilkan. Meskipun aparat keamanan menjaga ketat lokasi tersebut, harapan akan keselamatan para santri tetap menguat.
Pihak keluarga berupaya mencari jalan alternatif untuk menembus garis pertahanan yang dibuat oleh aparat. Ketegangan tersebut akhirnya mereda ketika seorang wali santri diizinkan masuk untuk memberikan dukungan moral kepada tim evakuasi.
Upaya Evakuasi di Lokasi Tragedi Sangat Menantang
Tim evakuasi yang terdiri dari TNI, Polri, dan petugas relawan lainnya bekerja tidak kenal lelah. Namun, medan yang sulit dan reruntuhan yang berbahaya menambah kompleksitas pekerjaan mereka.
Tepat pada hari kedua proses evakuasi, para petugas menemukan berbagai kesulitan teknis. Alat berat yang dibutuhkan tidak selalu dapat menjangkau lokasi yang sempit dan berbahaya.
Kondisi ini menuntut koordinasi yang lebih baik antarinstansi agar proses evakuasi dapat berjalan lebih lancar. Semangat kerja tim di lapangan sangat penting untuk meningkatkan efisiensi pencarian para santri yang masih hilang.
Reaksi Keluarga Korban yang Meluap-luap
Keluarga korban merasakan duka mendalam dan ketidakpastian yang disebabkan oleh situasi ini. Keinginan mereka untuk segera menemukan santri tercinta membuat emosi mereka meluap-luap di lokasi evakuasi.
Dukungan moral antaranggota keluarga juga terlihat sangat kuat. Mereka saling menenangkan satu sama lain sambil terus berharap agar anggota keluarga mereka dapat ditemukan dalam keadaan selamat.
Perasaan campur aduk antara harapan dan ketakutan terus membayangi mereka. Situasi ini menciptakan atmosfer tegang yang menyatu dengan kesedihan yang mendalam.
Kondisi Korban yang Ditemukan dan Proses Penyelamatan Selanjutnya
Hingga petang hari Jumat, total korban yang ditemukan mencapai 113 orang. Angka ini mencakup 103 santri yang berhasil diselamatkan dan 10 yang dinyatakan meninggal dunia.
Sementara itu, 53 santri lainnya masih dalam pencarian dan diharapkan dapat ditemukan. Proses pencarian yang terus berlangsung menuntut konsentrasi dan dedikasi tinggi dari para petugas.
Kondisi psikologis para penyelamat pun menjadi perhatian, mengingat tugas yang mereka emban sangat berat. Upaya untuk menjaga moral dan semangat tim dalam situasi menegangkan ini menjadi sangat penting.