Kepala dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi Panyandaan, Setia Wiguna M, berbagi mengenai produksi makanan Makan Bergizi Gratis yang dipasok ke sejumlah sekolah, termasuk SMPN 1 Cisarua. Ini menjadi penting karena di sekolah tersebut terjadi insiden keracunan massal yang melibatkan banyak siswa.
Setia menjelaskan bahwa proses memasak dimulai pada malam hari, bertujuan untuk memastikan makanan siap disajikan ketika waktunya tiba. Paduan antara waktu memasak dan pengemasan sangat diperhatikan agar distribusi dapat berlangsung tepat waktu.
“Kami mulai memasak pada jam 11 malam, dengan jeda satu jam untuk pendinginan sebelum dikirim. Ini dilakukan agar makanan sampai di sekolah sekitar pukul 3 subuh,” ungkap Setia saat memberikan keterangan di SMPN 1 Cisarua.
Proses Produksi Makanan yang Cermat dan Terencana
Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi Panyandaan melayani ribuan porsi makanan setiap harinya dengan dukungan dari beberapa supplier. Operasional yang teratur dan terencana sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan makan siswa.
“Hari ini kami menyediakan 3.649 porsi, yang merupakan angka yang cukup signifikan untuk satu kali distribusi,” tambah Setia. Setiap harinya, dapur mengandalkan bahan baku dari tiga pemasok berbeda, termasuk satu koperasi untuk jenis bahan yang variatif.
Setia menjelaskan bahwa bahan baku yang digunakan datang dalam kondisi terbaik, tetapi terdapat evaluasi mendalam ketika muncul keluhan terkait daging ayam yang diduga berkualitas buruk. “Kami terus melakukan pengecekan dan evaluasi terhadap setiap bahan yang masuk,” tegasnya.
Kinerja Dapur yang Masih butuh Peningkatan Standar Higiene
Dapur yang beroperasi sejak Februari 2024 ini memang telah berfokus pada kualitas semua bahan yang digunakan. Sayangnya, meski berian bimbingan dalam proses penyajian yang baik, pengelolaan secara keseluruhan masih dalam tahap evaluasi. Sertifikat Laik Higiene Sanitasi pun belum berhasil mereka peroleh.
Setia menjelaskan bahwa pelatihan untuk mendapatkan sertifikat tersebut dijadwalkan berlangsung pada 21 Oktober mendatang. Ini adalah langkah penting untuk memastikan keamanan dan kebersihan dalam setiap langkah penyajian makanan.
Menu yang disajikan pada hari terjadinya keracunan termasuk nasi putih, ayam black pepper, tahu goreng, tumis brokoli, dan buah melon. Menu tersebut diharapkan memenuhi standar gizi yang diperlukan oleh siswa.
Tanggapan dari Pihak Berwenang Terkait Kasus Keracunan
Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail, memberikan tanggapan terkait insiden di Cisarua ini, menggarisbawahi bahwa kejadian serupa sebelumnya terjadi di Kecamatan Cipongkor. Dengan jumlah korban yang sangat signifikan, menjadi tantangan besar untuk melakukan penanganan secara efektif.
Walaupun jumlah korban pada kejadian di Cisarua mencapai ratusan, Jeje memutuskan untuk tidak menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) saat ini. “Kami fokus pada penanganan pasien dan pemulihan, yang lebih cepat dibandingkan kejadian sebelumnya,” ujarnya di lokasi.
Jeje juga mengungkapkan bahwa dirinya belum mengecek langsung ke dapur yang digunakan dalam program distribusi makanan. Dia berencana untuk meninjau lokasi agar bisa memastikan segala sesuatunya berjalan dengan baik.