Kasus keracunan makanan yang melibatkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) terjadi di Tasikmalaya, Jawa Barat, awal pekan ini. Belasan balita menjadi korban setelah mengonsumsi makanan yang disuplai melalui program tersebut. Kejadian ini memicu kekhawatiran dan menimbulkan berbagai pertanyaan mengenai keselamatan makanan yang disediakan untuk anak-anak.
Dugaan keracunan bermula di Kampung Sukaasih, Desa Cibeber, Kecamatan Manonjaya. Meskipun program ini ditujukan untuk balita, yang terlibat dalam insiden ini adalah anak-anak yang kembali menerima makanan MBG. Dalam waktu singkat, sejumlah anak mulai mengalami gejala keracunan.
Sejumlah laporan menyebutkan bahwa gejala keracunan mulai dirasakan sejak Senin sore hingga Selasa pagi. Hingga saat ini, setidaknya ada sebelas balita yang menunjukkan tanda-tanda keracunan, menggugah perhatian banyak pihak untuk meneliti lebih lanjut penyebabnya.
Rincian Menu dan Gejala yang Dialami Korban Balita
Salah satu ibu, Deti, memberikan kesaksian mengenai kondisi anaknya yang mengalami mual dan muntah setelah mengonsumsi makanan MBG. Deti mengungkapkan bahwa anaknya muntah hingga lima kali setelah mengonsumsi makanan tersebut.
Menu yang diterima anak-anak tersebut terdiri dari nasi putih, ayam suwir, dan sayuran tumis. Ada juga tambahan tahu dan susu UHT, yang menjadi fokus perhatian Deti saat mencoba menelusuri sumber masalah.
Menurut Deti, rasanya agak aneh, terutama susu yang terasa asam. Dia langsung memutuskan untuk membuang susu tersebut setelah mencoba sedikit, meski tidak yakin makanan mana yang menyebabkan keracunan.
Tindakan Penanganan dan Respons dari Pihak Berwenang
Setelah anaknya mengalami gejala keracunan, Deti tidak perlu membawa anaknya ke Puskesmas karena petugas kesehatan sudah datang ke rumah. Hal ini menunjukkan respons cepat pihak berwenang terhadap situasi darurat tersebut.
Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial Kecamatan Manonjaya, Sansan Ayif Santosa, menyatakan bahwa mereka sudah menerima laporan resmi tentang dugaan keracunan. Ia menekankan bahwa penanganan awal telah dilakukan dan mereka sedang menyusun langkah-langkah selanjutnya.
Tim medis dan pemerintahan setempat segera mendatangi para korban untuk memberikan perawatan dan melakukan investigasi tentang makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan.
Proses Pengambilan Sampel dan Penyelidikan Lebih Lanjut
Pihak berwenang juga sedang dalam proses pengambilan sampel makanan untuk menganalisis lebih lanjut potensi sumber keracunan. Informasi terkini menunjukkan bahwa daging ayam suwir kemungkinan besar menjadi penyebab masalah ini.
Lebih lanjut, diketahui bahwa sebagian dari para korban mengonsumsi makanan tersebut di sore hari, meskipun makanan itu seharusnya disantap di pagi hari. Ini mengindikasikan adanya potensi masalah dalam sistem distribusi dan penyimpanan makanan.
Sansan juga menekankan perlunya edukasi bagi orang tua mengenai pentingnya memastikan makanan dikonsumsi segera setelah diterima, untuk mencegah terjadinya keracunan di masa mendatang.