Presiden Republik Indonesia mengarahkan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk melakukan evaluasi menyeluruh terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG). Dalam upaya ini, pemerintah berencana melakukan terobosan demi menurunkan angka keracunan makanan dialami oleh penerima manfaat program tersebut.
Dalam Sidang Kabinet Paripurna yang digelar di Istana Negara, Jakarta, pemimpin negara menyerukan perlunya menyediakan alat makan seperti sendok dalam paket makanan yang disebarkan kepada anak-anak. Hal ini terutama ditujukan untuk memastikan bahwa anak-anak dapat menikmati makanan dengan lebih higienis dan aman.
Prabowo menekankan pentingnya prosedur yang ketat dalam pelaksanaan MBG dan penggunaan alat-alat terbaik untuk mencegah masalah makanan seperti keracunan. Pendekatan ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas dan keamanan makanan yang disajikan kepada siswa di sekolah-sekolah.
Selain itu, ia juga mengungkapkan perhatian terhadap kebiasaan makan masyarakat Indonesia yang seringkali tanpa menggunakan sendok. Oleh karena itu, pemahaman tentang pentingnya mencuci tangan sebelum makan harus ditanamkan sejak dini pada anak-anak.
Pentingnya Kesadaran Kebersihan dalam Makan
Kesadaran akan kebersihan adalah kunci dalam menjaga kesehatan, terutama bagi anak-anak yang menerima makanan dari program MBG. Prabowo mendorong guru dan orang tua untuk terlibat aktif dalam mendidik anak-anak tentang praktik mencuci tangan yang benar.
Dia menyatakan bahwa setiap sekolah seharusnya memiliki fasilitas air bersih serta sabun untuk mendukung kebersihan yang lebih baik. Prabowo menegaskan, pengawasan dari orang tua dan guru dalam hal ini sangat penting agar kebiasaan baik itu benar-benar terlaksana.
Dengan menyediakan sendok dalam program MBG, diharapkan anak-anak dapat dengan lebih mudah menikmati makanan mereka dan mengurangi kemungkinan terjadinya keracunan. Mengingat sendok bukanlah barang mahal, Prabowo merasa bahwa ini merupakan langkah yang realistis dan solutif.
Mengenai Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis
Sejak diluncurkan pada 6 Januari 2025, program MBG telah menjangkau 36,7 juta orang. Angka ini menunjukkan besarnya perhatian pemerintah dalam memastikan setiap anak mendapatkan makanan yang bergizi dan aman.
Namun Prabowo menyadari adanya kekurangan dalam pelaksanaan program tersebut. Meskipun demikian, ia percaya bahwa angka keracunan makanan tetap dalam batas yang dapat diterima, mencerminkan upaya besar yang telah dilakukan oleh pemerintah.
Statistik memperlihatkan bahwa hanya sekitar 0,0007 persen dari penerima manfaat mengalami keracunan, menunjukkan bahwa sebagian besar program berjalan sukses. Prabowo menekankan bahwa tidak ada usaha manusia yang bisa mencapai hasil 100 persen sempurna dalam satu tahun.
Mengadopsi Prinsip dari Penanganan Pandemi Covid-19
Dadan, Kepala BGN, menjelaskan bahwa program MBG kini mengadopsi pendekatan ketat mirip dengan sistem pengendalian kesehatan selama pandemi Covid-19. Salah satu metode yang diterapkan adalah pemeriksaan bahan baku makanan melalui rapid test.
Tujuan dari metode ini adalah untuk memastikan setiap porsi makanan yang diberikan kepada anak-anak sekolah bebas dari materi berbahaya. Dadan menekankan bahwa pelaksanaan rapid test ini diperlukan untuk menjamin kualitas dan keamanan makanan.
Sebagai langkah yang telah diambil, proses pemeriksaan bahan baku di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) kini menjadi prioritas utama. Pendekatan ini bertujuan untuk meminimalkan gangguan kesehatan akibat kualitas makanan yang buruk.
Standar Baru untuk Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi
BGN juga telah menetapkan standar baru bagi pengelola SPPG, dimana sekarang rata-rata penerima manfaat yang diizinkan berkisar antara 2.000 hingga 2.500 anak. Jika unit tersebut memiliki juru masak bersertifikat, maka bisa mencapai hingga 3.000 anak.
Proses pelatihan bagi juru masak profesional juga akan dilakukan, terutama bagi pengelola SPPG yang baru. Dalam pelatihan ini, diharapkan juru masak dapat meningkatkan kualitas masakan yang disajikan.
BGN berkomitmen untuk melengkapi SPPG dengan alat sterilisasi modern yang dapat mengeringkan food tray dalam waktu singkat. Proses ini akan membantu meningkatkan kebersihan wadah makanan yang akan digunakan kembali.
Kualitas air yang digunakan juga menjadi perhatian penting. Air yang digunakan untuk memasak harus terjamin kelayakannya dan bersertifikat, guna mencegah risiko kesehatan bagi anak-anak yang menerima makanan.