Pembangunan Gedung Kampus Universitas Ciputra Jakarta (UCJ) telah mencapai tahap penting, yang ditandai dengan seremoni topping off pada tanggal 15 Oktober 2025. Acara ini bukan hanya sekadar perayaan atas selesainya struktur fisik, melainkan juga sebuah simbol dari komitmen kampus untuk mendukung perkembangan pendidikan Indonesia di era digital.
Kampus yang terletak di kawasan Ciputra International ini dirancang untuk menjadi pusat pendidikan yang modern dan inovatif. UCJ tidak hanya menawarkan fasilitas akademis, tetapi juga program-program yang mendukung berbagai bentuk kecerdasan dan bakat anak muda Indonesia.
Dalam agenda peresmian, juga diluncurkan Beasiswa Multiple Intelligence, yang bertujuan untuk menghargai berbagai kemampuan siswa yang sering kali terabaikan dalam sistem pendidikan konvensional. Dengan beasiswa ini, UCJ berfokus pada potensi setiap individu, mendukung mereka untuk berkembang lebih jauh.
Pembicaraan mengenai momen Sergeant topping off, ditandai dengan kehadiran tokoh-tokoh penting seperti Prof. Denny Bernardus, memberikan makna yang lebih dalam tentang pentingnya pendidikan. Dia menjelaskan bahwa yang terpenting adalah jiwa kampus yang akan terbangun dari generasi muda yang penuh gairah dan impian.
Dalam upaya mewujudkan visi ini, Universitas Ciputra berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang mendukung riset dan inovasi, serta memadukan praktik pendidikan dengan pengalaman dunia nyata. Hal ini tidak hanya akan memberi manfaat bagi mahasiswa, tetapi juga untuk masyarakat di sekitarnya.
Pembangunan Gedung Kampus UCJ: Sebuah Langkah Menuju Masa Depan
Gedung Kampus UCJ dibangun di atas lahan seluas 10.000 m² dengan total area bangunan mencapai 63.207 m². Desain kampus mengedepankan modernitas dan kenyamanan sebagai prioritas utama, memungkinkan hingga 10.000 mahasiswa beraktivitas di dalamnya.
Fase pertama dari proyek ini diharapkan akan selesai pada Mei 2026, di mana kampus akan memiliki lebih dari 37.450 m² bangunan termasuk kelas, laboratorium, dan auditorium. Rincian ini menunjukkan besarnya komitmen UCJ untuk menyediakan tempat belajar yang lengkap dan professional bagi mahasiswanya.
Fasilitas yang ditawarkan mencakup ruangan simulasi bisnis, laboratorium foto dan video, serta ruang kelas pintar berbasis teknologi AI. Semua fasilitas ini dirancang untuk menunjang pembelajaran yang interaktif, sehingga mahasiswa dapat beradaptasi dengan perubahan zaman.
Desain arsitektur kampus dihasilkan oleh kolaborasi antara Yori Antar dan alumni UC, Ralf Vivaldo, yang menunjukkan komitmen dari universitas untuk melibatkan alumni dalam pengembangan kampus. Hal ini menciptakan sesuatu yang bukan saja modern, tetapi juga terasa dekat dan relevan dengan pengalaman mahasiswa sendiri.
Dengan semua fasilitas tersebut, UCJ bertekad untuk menjadi lembaga pendidikan yang tidak hanya mengejar akademis, tetapi juga mengembangkan karakter dan kemampuan entrepreneurial para mahasiswanya. Melalui pengalaman belajar yang nyata, mahasiswa diharapkan siap bersaing di dunia kerja global.
Beasiswa Multiple Intelligence: Menghargai Beragam Talenta
Peresmian Beasiswa Multiple Intelligence menyoroti pentingnya mengenali berbagai bakat dan kecerdasan di kalangan siswa. Dipimpin oleh Prof. Denny, program ini berangkat dari teori Multiple Intelligences milik Howard Gardner, yang menekankan bahwa setiap individu memiliki kelebihan unik.
Beasiswa ini membuka kesempatan bagi siswa dengan latar belakang keahlian yang berbeda-beda, yang mungkin selama ini tidak mendapatkan perhatian yang layak. Dengan mengenali delapan bentuk kecerdasan seperti musical hingga interpersonal, UCJ berusaha menjadi lembaga yang inklusif.
Denny menjelaskan bahwa penilaian beasiswa sering kali terfokus pada nilai akademik yang tinggi atau prestasi olahraga yang populer. Namun, bakat lain yang tidak selalu terlihat dalam bentuk kompetisi layak mendapatkan penghargaan yang setara.
Mahasiswa yang terpilih akan mendapatkan beasiswa dalam berbagai bentuk, mulai dari pembebasan biaya kuliah hingga mentorship dari praktisi industri. Ini merupakan langkah konkret untuk mendukung generasi muda agar dapat menempatkan bakatnya ke dalam praktik nyata.
Dengan semangat kolaborasi, program ini juga melibatkan siswa dari SMA agar mereka dapat menunjukkan potensi dan kontribusi mereka kepada universitas, menciptakan ekosistem pendidikan yang saling mendukung. Inisiatif ini diharapkan dapat menciptakan jembatan antara pendidikan formal dan dunia industri yang semakin kompleks.
Kurikulum yang Mengintegrasikan Entrepreneurship dan Teknologi
Selain menciptakan lingkungan fisik yang baik, UCJ juga berkomitmen untuk mampu menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan masa depan. Dengan kurikulum berbasis entrepreneurship, mahasiswa diajarkan untuk berpikir kreatif dan inovatif.
Penerapan teknologi Generative AI dalam pembelajaran adalah salah satu langkah strategis yang diambil oleh UCJ untuk membekali lulusannya dengan keterampilan yang relevan. Dalam era digital ini, kemampuan menggunakan teknologi AI menjadi sangat penting dalam berbagai bidang.
Universitas ini berupaya untuk tidak hanya menghasilkan individu yang berilmu, tetapi juga kreatif, capaces untuk menerapkan pengetahuan mereka ke dalam praktik bisnis yang nyata. Lulusan yang dihasilkan diharapkan dapat mengakselerasi kemajuan baik di tingkat individu maupun perusahaan.
Melalui kombinasi antara pendidikan teori dengan praktik lapangan, mahasiswa UCJ diharapkan mampu beradaptasi dengan cepat terhadap setiap perubahan yang terjadi. Dalam dunia yang semakin terintegrasi, belajar untuk bekerja sama dan berinovasi adalah kunci untuk keberhasilan.
Dengan langkah-langkah ini, UCJ ingin menegaskan kembali posisinya sebagai lembaga pendidikan unggul yang memiliki komitmen untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Melalui berbagai inisiatif strategis, harapannya adalah generasi muda bisa tumbuh menjadi kekuatan baru yang membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah.