Industri furnitur di Indonesia tengah menghadapi tantangan yang signifikan akibat kebijakan tarif baru yang diberlakukan oleh Amerika Serikat. Kebijakan ini memaksa para pelaku industri untuk mencari solusi inovatif guna mempertahankan keberlangsungan usaha, termasuk melalui diversifikasi pasar dan partisipasi dalam pameran internasional.
Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2026 menjadi salah satu langkah strategis dalam meningkatkan kapasitas ekspor dan memperluas jangkauan pasar. Pameran ini tidak hanya berfokus pada penjualan, tetapi juga bertujuan untuk memperkuat jaringan dan mempromosikan produk-produk lokal ke panggung global.
Di tengah ketidakpastian tersebut, ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) mengungkapkan perlunya advokasi dan diplomasi yang lebih baik antara Indonesia dan AS. Ini penting agar produk furnitur Indonesia tetap mendapatkan perlakuan yang adil di pasar internasional.
Abdul Sobur, ketua HIMKI, memperingatkan bahwa 60% dari total ekspor furnitur Indonesia ditujukan untuk pasar Amerika, dan adanya kebijakan tarif dapat berdampak serius pada produksi dan pekerjaan di sektor ini. Oleh karena itu, kolaborasi dengan pemerintah sangat dibutuhkan untuk mengatasi tantangan ini.
Tantangan yang Dihadapi oleh Industri Furnitur di Indonesia
Dalam menghadapi kebijakan tarif yang merugikan, industri furnitur Indonesia harus beradaptasi dengan cepat. HIMKI sedang mengupayakan diversifikasi pasar untuk mengurangi ketergantungan pada AS.
Para pelaku industri kini melihat peluang di pasar negara-negara lain, termasuk Asia Tenggara, Eropa, dan Timur Tengah. Pertumbuhan yang kuat di sektor konstruksi dan perhotelan di kawasan tersebut mendorong optimisme yang tinggi bagi pelaku industri.
Perjanjian IEU-CEPA diharapkan dapat mempercepat penetrasi ke pasar Eropa. Saat ini, kontribusi Eropa terhadap total ekspor furnitur Indonesia masih cukup kecil, sekitar 11% hingga 13%.
Dengan strategi diversifikasi ini, HIMKI percaya bahwa kinerja ekspor dapat tetap terjaga, bahkan jika kondisi global semakin tidak menentu. Adaptasi menjadi kunci bagi keberhasilan industri ini di masa depan.
Persiapan dan Harapan untuk IFEX 2026
Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2026 yang akan diselenggarakan oleh HIMKI dan Dyandra Promosindo diharapkan menjadi momentum penting bagi industri. Pameran ini direncanakan berlangsung pada 5-8 Maret 2026 di ICE BSD City, lokasi yang lebih besar dan modern.
Perpindahan lokasi ini dilakukan untuk mengakomodasi jumlah peserta pameran yang diperkirakan akan meningkat. Diharapkan lebih dari 500 exhibitor akan ambil bagian, menawarkan berbagai produk inovatif kepada pengunjung dari seluruh dunia.
Daswar Marpaung, Presiden Direktur Dyandra Promosindo, menyatakan keyakinannya bahwa IFEX 2026 akan menjadi barometer bagi industri furnitur di Asia Tenggara. Dengan fasilitas yang lebih baik, diharapkan pengunjung dapat menikmati pengalaman yang lebih menarik.
Pameran ini bukan sekadar etalase produk, tetapi juga platform edukasi dan networking bagi pelaku industri. Pengunjung diharapkan dapat mengenal lebih dalam mengenai inovasi dan desain furnitur dari Indonesia.
Peran IFEX dalam Mengangkat Potensi Furnitur Lokal
Keberadaan IFEX menjadi sangat vital dalam mempromosikan produk furnitur Indonesia ke pasar internasional. Pameran ini berupaya untuk menunjukkan keahlian dan kreativitas pengrajin lokal yang berkualitas tinggi.
Produk yang dipamerkan akan bervariasi, mulai dari furnitur berbahan kayu alami hingga berbagai karya daur ulang yang ramah lingkungan. Ini menjadi kesempatan bagi industri untuk menonjolkan identitas dan nilai budaya Indonesia.
Abdul Sobur mengingatkan pentingnya ajang ini sebagai sarana untuk menunjukkan kepada dunia bahwa industri furnitur Indonesia mampu bersaing secara global. Inovasi dan keberlanjutan harus menjadi fokus utama dalam menciptakan produk yang disukai oleh konsumen internasional.
Pendaftaran untuk buyer di IFEX 2026 akan dibuka pada bulan September 2025, dan diharapkan banyak buyer internasional yang tertarik untuk mengeksplorasi potensi produk furnitur Indonesia. Kesempatan ini diharapkan dapat membawa angin segar bagi industri furnitur tanah air.