Pendidikan sering kali dianggap sebagai fondasi bagi masa depan yang lebih baik bagi individu dan masyarakat. Hal ini terbukti di Desa Morosi, Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, yang mengalami transformasi signifikan dalam dekade terakhir berkat adanya peningkatan fasilitas pendidikan yang memadai.
Salah satu momen penting dalam perjalanan pendidikan desa ini adalah renovasi besar-besaran yang dilakukan pada SDN 1 Porara. Sekolah dasar ini kini menjadi simbol harapan baru setelah memperoleh dukungan signifikan dari seorang pengusaha berpengaruh, yang berkontribusi melalui yayasan yang mengedepankan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.
Dengan dukungan dana sebesar CNY 5 juta yuan, setara dengan Rp11 miliar, SDN 1 Porara kini telah mampu menyediakan 16 ruang kelas untuk mendukung proses belajar mengajar. Warga setempat merasa sangat bersyukur, karena proyek ini selesai pada awal tahun 2024 dan telah mengubah banyak hal bagi anak-anak di desa tersebut.
Transformasi Pendidikan Melalui Renovasi Sekolah Dasar
Renovasi SDN 1 Porara bukan sekadar menambah ruang kelas, tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik dan menyenangkan. Kini, sekolah ini memiliki 22 tenaga pengajar yang siap mendidik sekitar 500 siswa dari berbagai usia.
Dengan adanya pendidikan gratis, banyak anak-anak di Morosi yang kini memiliki kesempatan belajar tanpa beban biaya. Hal ini tentu sangat menggembirakan bagi mereka yang sebelumnya merasa terbebani oleh biaya sekolah.
Menurut catatan, tahun ajaran 2025 mencatatkan 107 siswa baru yang mendaftar di SDN 1 Porara. Dukungan ini menunjukkan seberapa besar keinginan warga akan pendidikan yang layak dan berkualitas untuk anak-anak mereka.
Kisah Kepala Sekolah dan Pengalaman Pribadi
Israni, sebagai kepala SDN 1 Porara, memiliki kenangan mendalam tentang kondisi sekolah sebelum renovasi. Beliau mengenang saat-saat sulit ketika jumlah murid hanya sekitar seratus orang, sementara ruang kelas yang tersedia hanyalah tiga. Kondisi ini membuat proses belajar menjadi sangat tidak nyaman, dengan banyak anak yang terpaksa duduk di lantai.
Pengalaman Israni sebagai pengajar memberi gambaran jelas tentang pentingnya perubahan yang terjadi. “Kami merasa sangat tertekan saat itu. Melihat anak-anak belajar dalam kondisi yang tidak layak membuat kami semua risau,” ungkapnya dengan penuh emosi.
Beruntung, kini SDN 1 Porara telah berubah total. Ruang kelas yang luas dan nyaman memungkinkan murid untuk belajar dengan lebih fokus dan tenang. Israni merasa bangga melihat anak-anak yang kini bersemangat untuk belajar dan menuntut ilmu.
Peran Masyarakat dalam Meningkatkan Akses Pendidikan
Pendidikan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga merupakan tugas bersama seluruh lapisan masyarakat. Di Desa Morosi, partisipasi aktif masyarakat sangat terlihat dalam mendukung pembangunan pendidikan. Mereka secara sukarela terlibat dalam berbagai kegiatan yang mendukung proses pembelajaran.
Masyarakat juga mendukung orientasi pendidikan dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan ekstra kurikuler yang bermanfaat bagi siswa. Kegiatan semacam ini tidak hanya meningkatkan pendidikan formal, tetapi juga membantu murid mengembangkan keterampilan di luar pelajaran dasar.
Gotong royong menjadi salah satu budaya yang kuat di desa ini, di mana setiap individu berkontribusi demi peningkatan kualitas pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa jika masyarakat bersatu, ketidakadilan dalam akses pendidikan dapat diminimalisir.
Pandangan ke Depan: Harapan untuk Generasi Mendatang
Harapan akan masa depan pendidikan di Desa Morosi semakin cerah dengan adanya perbaikan yang signifikan ini. Dengan fasilitas yang lebih baik dan program pendidikan yang lebih terstruktur, anak-anak memiliki peluang lebih besar untuk mengejar cita-cita mereka. Hal ini tentunya akan berdampak pada peningkatan kualitas sumber daya manusia di daerah tersebut.
Pendidikan yang layak adalah hak setiap anak, dan melalui inisiatif ini, mereka diharapkan bisa mengejar impian tanpa batasan. Masyarakat pun optimis bahwa dengan edukasi yang lebih baik, masa depan desa mereka akan jauh lebih gemilang.
Di masa depan, diharapkan lebih banyak pihak yang mau berinvestasi dalam pendidikan di daerah-daerah terpencil. Dengan cara ini, harapan untuk menciptakan generasi yang terdidik dan berdaya saing tinggi bisa benar-benar terwujud.