Aktris Fanny Ghassani menunjukkan dedikasi dan ketekunan dalam berakting melalui film horor terbarunya berjudul Riba. Dalam film ini, ia mengambil peran sebagai Rohmah, seorang istri yang terjebak dalam kesulitan ekonomi yang berkaitan dengan kehidupan rumah tangganya.
Film ini mengangkat tema yang relevan dengan banyak orang, menghadapi tantangan keuangan yang bisa menghancurkan sebuah hubungan. Sementara itu, Fanny harus berhadapan dengan berbagai rintangan selama proses syuting, termasuk tantangan fisik dan emosional yang membuat pengalaman ini begitu melelahkan namun memuaskan.
Rohmah, karakter yang diperankannya, merupakan sosok perempuan yang mencintai suaminya, Sugi, tetapi harus menghadapi kenyataan pahit ketika keadaan ekonomi mereka memburuk. Menghadapi hal ini, Fanny merasa terpicu untuk menggali lebih dalam mengenai aspek-aspek kemandirian dalam pernikahan.
Dalam wawancaranya, Fanny berbagi pemikirannya tentang pentingnya memiliki dukungan finansial dalam sebuah rumah tangga. Dia menekankan bahwa suami dan istri seharusnya dapat bekerja sama menghadapi tantangan ekonomi demi kelancaran dan keutuhan hubungan mereka.
Dengan situasi yang dihadapi Rohmah, Fanny mencoba menciptakan ketulusan dan kedalaman emosional dari karakter ini. Hal ini, baginya, sangat dekat dengan pengalaman hidup nyata banyak orang yang mungkin merasa terjepit oleh kondisi finansial.
Perjalanan Menjadi Karakter dalam Film Horor yang Menantang
Proses pengambilan gambar film *Riba* bukan hanya sekadar menghadirkan cerita, tapi juga menguji fisik dan mental Fanny. Dalam perjalanan syuting, ia mengalami kejadian-kejadian tak terduga yang membuat pengalaman tersebut semakin mendalam. Salah satunya adalah saat terjebak dalam longsor yang mengharuskannya untuk tetap tenang di situasi yang panik.
Kejadian tersebut menjadi titik balik bagi Fanny, yang merasa bahwa tantangan yang dihadapi di lokasi syuting adalah bagian dari pencarian makna dan kedalaman karakter yang ia perankan. Momen-momen tersebut memberi dampak besar خلال proses kreatifnya, membuatnya lebih memahami apa yang dialami oleh karakter seusai melakukan riset mendalam tentang peran tersebut.
Fanny juga menyinggung tentang pentingnya dukungan dari tim produksi yang solid di balik film ini. Kerjasama dan sinergi antaranggota tim ternyata sangat berperan penting dalam menciptakan atmosfer yang menghidupkan film horor ini dan memberikan pengalaman menakutkan yang autentik.
Dia mengaku bahwa tantangan yang dihadapi selama syuting bisa jadi membuatnya melangkah di luar batasan yang biasanya dia tetapkan. Ini adalah pengalaman berharga yang membantunya tumbuh, baik sebagai aktris maupun sebagai individu.
Dari sinilah, Fanny menemukan semangat dan gairah untuk terus berkarier di dunia seni peran. Ia percaya bahwa setiap pengalaman buruk bisa menjadi pelajaran berharga, dan film seperti *Riba* adalah wadah yang membantunya mengekspresikan semua itu melalui metode bercerita yang kuat dan menyentuh.
Mengenal Cerita di Balik Kehidupan Rohmah dan Sugi
Cerita dalam film *Riba* diangkat dari sebuah utas viral di media sosial yang menggugah rasa ingin tahu banyak orang. Fanny menjelaskan bagaimana masalah finansial dalam rumah tangga bisa berdampak besar pada mental dan emosional sebuah hubungan. Karya ini mengajak penonton untuk merenungkan keputusan-keputusan yang terpaksa diambil saat terjepit oleh keadaan.
Di dalam cerita ini, pergeseran dari kehidupan yang normal menjadi tertekan karena kesulitan ekonomi menggambarkan realitas yang dialami oleh banyak pasangan di dunia nyata. Fanny merasa penting untuk mengedukasi penonton tentang isu-isu ini melalui seni, sehingga diharapkan ada kesadaran yang lebih tinggi terhadap tantangan yang dihadapi pasangan suami istri.
Dengan menggambarkan perjalanan Rohmah, Fanny menunjukkan transformasi karakter yang sangat kuat. Dari sosok yang penuh kasih dan menginginkan kehidupan yang stabil, dia berubah menjadi seseorang yang harus bertindak dalam situasi sulit, dengan keputusan-keputusan yang mungkin sangat mendesak dan penuh risiko.
Melalui interaksi dengan Sugi, diceritakan bagaimana komunikasi yang baik menjadi kunci dalam menyelesaikan masalah. Fanny berkeyakinan bahwa percakapan yang terbuka dan jujur akan membantu mencegah kesalahpahaman yang bisa memperburuk keputusan yang diambil.
Di tengah segala tekanan yang dihadapi, munculnya momen-momen kebahagiaan dalam kehidupan Rohmah dan Sugi menjadi pengingat bahwa masih ada harapan dalam situasi paling sulit sekalipun. Ini adalah pokok utama yang diinginkan Fanny untuk disampaikan kepada penonton melalui film ini.
Implikasi Sosial dan Pesan Moral dalam Film Riba
Dalam konteks sosial, film *Riba* berfungsi sebagai cermin bagi banyak orang yang mengalami kesulitan serupa. Fanny berharap film ini dapat memberikan dorongan kepada pencari solusi terkait masalah keuangan dalam rumah tangga. Ia menekankan bahwa keberanian untuk mencari bantuan dan berbagi beban adalah langkah penting dalam setiap hubungan.
Film ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga sarana edukasi yang bisa menyentuh banyak hati. Yang terpenting adalah, setelah menonton, penonton dapat mengambil pelajaran dari pengalaman yang dialami oleh Rohmah dan Sugi, serta memahami nilai kemandirian finansial yang sebenarnya.
Fanny menyiratkan bahwa kesadaran akan kemandirian finansial dalam pernikahan harus menjadi prioritas agar tidak ada salah satu pihak merasa terbebani lebih berat dari yang lain. Ini adalah kunci untuk membangun relasi yang sehat dan saling mendukung.
Selain itu, Fanny berharap setiap penonton dapat melihat bahwa setiap orang memiliki masalah dan tantangan yang berbeda. Namun, dengan saling mendukung satu sama lain, harapan dan kebahagiaan masih dapat ditemukan di tengah kesulitan hidup.
Film *Riba* bukan hanya mengangkat isu horor yang biasa, melainkan menyentuh kesenjangan sosial yang ada dan mengeluarkan pesan penting bahwa keputusan-keputusan dalam hidup tidak selalu mudah. Namun, bertindak dengan hati dan memberikan dukungan satu sama lain adalah hal yang paling diharapkan dalam kehidupan berumah tangga.