Jakarta – Gregoria Mariska Tunjung mengalami hasil mengecewakan di ajang Denmark Open 2025, ketika ia tersingkir di babak 32 besar. Kali ini, tantangan datang dari Kirsty Gilmour, pebulu tangkis asal Skotlandia, yang berhasil mengalahkan Gregoria dengan skor 7-21 dan 14-21 di Jyske Bank Arena pada Selasa, 14 Oktober.
Dalam pertandingan ini, Gregoria menunjukkan awal yang buruk. Di game pertama, ia langsung tertinggal dengan skor 1-7 dan 5-11, yang membuatnya kesulitan untuk mengejar ketertinggalan.
Setelah interval, permainan Kirsty semakin dominan. Gregoria tidak dapat menemukan ritme permainannya dan terus berada di bawah tekanan. Akhirnya, dalam waktu 30 menit, pertandingan pun berakhir dengan kekalahan yang mengecewakan bagi Gregoria.
Analisis Pertandingan: Kelemahan dan Ketidakpuasan
Usai pertandingan, Gregoria mengungkapkan rasa kesal atas performanya yang kurang memuaskan. Ia menyatakan bahwa Kirsty bermain dengan sangat baik dan mampu mengeksploitasi kelemahannya. Gregoria merasa tidak bisa mengantisipasi kecepatan dan strategi lawannya dengan efektif.
“Saya banyak melakukan kesalahan sendiri dan permainan saya terasa monoton. Saya kesulitan dalam mengubah strategi sehingga kehilangan poin dengan cara yang sama,” jelasnya. Ungkapan ini menandakan betapa frustasinya pengalaman yang ia rasakan di lapangan.
Di sisi lain, Gregoria tidak merasa tertekan dengan kondisi kesehatannya. Meskipun sempat mengalami vertigo, dia berusaha fokus pada permainan dan tidak membiarkan masalah tersebut mengganggu pikirannya selama pertandingan.
Tekanan Mental dan Pengaruhnya terhadap Performa
Dalam dunia olahraga, tekanan mental sering kali menjadi faktor penentu dalam performa seorang atlet. Gregoria, yang sangat sadar akan hal ini, mengatakan bahwa dia harus mampu mengatasi tekanan yang ada jika ingin mencapai hasil yang lebih baik ke depannya.
Dia menyadari bahwa setiap pertandingan menjadi pelajaran berharga. Kekecewaan ini bisa menjadi motivasi tersendiri untuk berlatih lebih keras dan memahami kekurangan yang ada.
“Saya bersyukur bisa kembali berkompetisi setelah Kejuaraan Dunia di Paris. Namun, saya harus memastikan bisa tampil lebih baik di turnamen berikutnya,” tuturnya, menunjukkan sikap optimis meski di tengah situasi sulit.
Perbandingan dengan Rekan Seperjuangan dan Harapan ke Depan
Kekalahan ini membawa Gregoria tertinggal dari rekan se-timnya, Putri Kusuma Wardani, yang berhasil lolos ke babak 16 besar dengan mengalahkan Anmol Kharb dari India. Ini semakin menggarisbawahi tantangan yang harus dihadapi Gregoria dalam usaha untuk bersaing di tingkat atas.
“Putri menunjukkan performa yang luar biasa dan semoga bisa melangkah jauh. Saya juga ingin mengikuti jejaknya dan meraih hasil yang lebih baik,” tambah Gregoria, yang mengaku terus berupaya untuk meningkatkan performanya dalam setiap pertandingan.
Dengan tekad yang kuat dan semangat juang tinggi, harapan tetap ada bagi Gregoria untuk kembali bangkit di turnamen-turnamen mendatang. Ia bertekad untuk pelatihan yang lebih intensif dan berfokus pada perbaikan strategi permainan yang lebih efektif.