PT Bukit Asam Tbk baru saja memperkenalkan dua Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Irigasi di Desa Matas dan Desa Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim. Langkah ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk mendukung pemanfaatan energi baru terbarukan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
Dengan peluncuran PLTS ini, PTBA berharap dapat memberikan dampak positif bagi petani di wilayah tersebut. Proyek ini menunjukkan sinergi antara inovasi dan kebutuhan masyarakat dalam menghadapi tantangan energi di era modern.
Pembangunan PLTS Irigasi juga diharapkan dapat menciptakan peluang bagi peningkatan produktivitas pertanian. Ini seiring dengan target perusahaan untuk mengairi lahan pertanian dengan lebih efektif dan efisien.
Inisiatif Energi Terbarukan untuk Masyarakat yang Lebih Baik
Direktur Sumber Daya Manusia PTBA, Ihsanuddin Usman, menjelaskan bahwa proyek ini merupakan bagian dari upaya untuk memperluas pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT). Dia menambahkan bahwa PTBA telah membangun 11 PLTS di berbagai kawasan, yang memberikan manfaat langsung bagi para petani.
Manfaat dari pembangunan PLTS ini cukup signifikan, dengan total penerima manfaat mencapai 1.169 petani. Luas lahan yang terairi oleh sistem baru ini juga mencapai 639 hektar, mendemonstrasikan potensi besar dari energi surya untuk pertanian.
Pemerintah sangat mendukung inisiatif seperti ini, yang menunjukkan bagaimana sektor swasta bisa berkontribusi dalam solusi energi bersih. Upaya ini sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk mempercepat transisi energi di Indonesia.
Komitmen Berkelanjutan dalam Pembangunan PLTS Irigasi
PTBA berencana untuk terus melanjutkan proyek ini dengan pembangunan tiga PLTS Irigasi tambahan yang saat ini sedang dalam proses. Lokasi-lokasi yang dipilih untuk pengembangan ini adalah Muara Gula Baru, Kepur, dan Muara Lawai Seberang.
Dengan investasi berkelanjutan dalam energi terbarukan, PTBA menunjukkan bahwa mereka berkomitmen untuk tidak hanya mendukung pertanian lokal, tetapi juga berkontribusi pada pengurangan jejak karbon nasional. Hal ini merupakan langkah maju dalam pencapaian tujuan keberlanjutan perusahaan.
Pembangunan PLTS ini diharapkan menjadi contoh bagi perusahaan lain untuk mengikuti jejak tersebut. Dengan demikian, upaya kolektif dapat mendorong adopsi energi terbarukan secara lebih luas di seluruh Indonesia.
Dampak Positif Terhadap Produktivitas Pertanian
Dengan peluncuran PLTS baru ini, diharapkan produktivitas pertanian di desa-desa yang terlibat akan meningkat secara signifikan. Masyarakat petani diperkirakan dapat meningkatkan hasil panen hingga dua hingga tiga kali dalam setahun.
Peningkatan hasil panen ini dapat berkontribusi pada tambahan produksi gabah kering giling sebanyak 200–300 ton setiap tahun. Hal ini bisa menjadi faktor penting dalam meningkatkan taraf hidup petani lokal, memberikan mereka kestabilan ekonomi lebih baik.
Diharapkan, hasil positif dari inisiatif ini tidak hanya berdampak pada pertanian, tetapi juga kesejahteraan ekonomi masyarakat secara keseluruhan. Upaya kolaboratif antara perusahaan dan petani akan menjadi model bagi masa depan pertanian berkelanjutan.














