“Harga gabah tidak ada di bawah Rp6.500, bahkan di atas. Artinya, petani punya keuntungan lebih, itu baru harga. Produksi naik, naiknya 13 persen, surplus 4 juta ton. Produksi naik 4 juta ton, maka petani tambah keuntungan,” paparnya.
Zulhas menyebut, tim pangan nasional telah bergerak cepat menjaga produksi, distribusi, hingga harga pangan. Ia menyampaikan bahwa Kemenko Pangan hanya berperan sebagai orkestrator kebijakan, memastikan setiap program kementerian dan lembaga berjalan selaras dan berdampak langsung ke petani dan masyarakat.
Selama satu tahun kepemimpinannya, Kemenko Pangan telah mengoordinasikan 7 Instruksi Presiden (Inpres), 6 Peraturan Presiden, 3 Keputusan Presiden (Keppres) dan 2 Peraturan Pemerintah yang berfokus pada kedaulatan pangan, pengendalian harga, waste to energy, kemandirian energi dan penguatan ekonomi petani.
Dalam konteks ketahanan pangan, penting bagi pemerintah untuk memastikan bahwa mekanisme pengaturan harga gabah dapat berjalan dengan baik. Keberhasilan ini tidak hanya berimplikasi positif bagi para petani tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan. Ketika harga gabah meningkat, petani akan lebih termotivasi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian. Hal ini akan membawa dampak baik bagi ketersediaan pangan di pasar. Pada gilirannya, masyarakat akan memiliki akses lebih baik terhadap pangan berkualitas.
Pentingnya kebijakan yang terarah juga sangat terlihat dari upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas harga pangan. Dengan adanya kebijakan yang terkoordinasi, diharapkan distribusi pangan dapat berlangsung efisien. Ketika produksi bertambah dan harga tetap stabil, maka masyarakat juga diuntungkan tanpa harus khawatir akan lonjakan harga yang tiba-tiba. Di sinilah peran pemerintah sebagai pengatur yang sangat dibutuhkan.
Peran Pemerintah dalam Menjaga Stabilitas Pangan Secara Nasional
Pemerintah memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan ketersediaan pangan bagi seluruh masyarakat. Salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan menjaga keseimbangan antara produksi dan distribusi. Konsistensi dalam kebijakan pangan menjadi kunci untuk menghindari kekurangan atau surplus yang tak terencana.
Salah satu strategi yang dilakukan adalah melalui penguatan kapasitas petani dan penyuluh. Melalui program-program edukasi, petani didorong untuk mengadopsi teknologi dan praktik pertanian modern. Hal ini tidak hanya meningkatkan hasil panen, tetapi juga kualitas produk yang dihasilkan. Dalam jangka panjang, masyarakat dapat menikmati produk pangan yang tidak hanya mencukupi tetapi juga berkualitas tinggi.
Lebih lanjut, kerja sama antara kementerian dan lembaga juga sangat penting untuk mencapai tujuan ini. Ketika masing-masing entitas memiliki program yang berjalan sinkron, maka hasil yang diharapkan akan dapat tercapai dengan lebih mudah. Pengawasan yang ketat dan evaluasi berkala juga menjadi bagian tidak terpisahkan dari proses ini. Dengan demikian, jika ada persoalan yang muncul, langkah perbaikan dapat dilakukan secepatnya.
Strategi Pembangunan Pangan yang Berkelanjutan
Dalam upaya mencapai ketahanan pangan nasional, strategi yang berkelanjutan sangat dibutuhkan. Ini termasuk pengembangan praktik pertanian yang ramah lingkungan dan berorientasi pada keberlanjutan. Dengan melakukan hal tersebut, petani tidak hanya berkontribusi pada ketahanan pangan tetapi juga menjaga kelestarian sumber daya alam.
Salah satu contoh konkret adalah pengadopsian teknologi pertanian yang efisien, seperti irigasi yang hemat air dan penggunaan pupuk organik. Dengan cara ini, petani bisa mendapatkan hasil yang optimal tanpa merusak lingkungan. Dalam jangka panjang, pendekatan ini akan sangat memberikan manfaat bagi masyarakat dan generasi yang akan datang.
Inisiatif untuk memanfaatkan limbah pertanian menjadi energi juga menjadi bagian dari strategi pembangunan berkelanjutan. Dengan teknologi yang tepat, limbah yang semula dianggap sebagai beban dapat diubah menjadi sumber daya yang bermanfaat. Hal ini tidak hanya akan mengurangi pencemaran tetapi juga menciptakan nilai tambah bagi petani.
Manfaat Ekonomi bagi Petani dan Masyarakat
Keberhasilan dalam meningkatkan produksi pangan memiliki implikasi besar bagi ekonomi. Ketika petani meraih keuntungan lebih, mereka akan lebih mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari dan meningkatkan investasi dalam pertanian. Ini akan menciptakan siklus positif yang mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
Peningkatan produksi juga berarti lebih banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Dalam industri pertanian, semakin banyak tenaga kerja yang diperlukan untuk mendukung kegiatan produksi. Dengan demikian, bukan hanya petani yang diuntungkan, tetapi seluruh rantai pasok pangan juga akan mendapatkan manfaatnya.
Selain itu, dengan ketersediaan pangan yang lebih stabil, daya beli masyarakat juga meningkat. Ketika masyarakat memiliki akses ke pangan dengan harga terjangkau, mereka akan lebih mampu mengalokasikan dana untuk kebutuhan lainnya. Dengan cara ini, boleh dikatakan bahwa keberhasilan sektor pertanian memiliki dampak yang luas terhadap berbagai aspek kehidupan.














