Tak pernah terpikir oleh Bustam bahwa ratusan kotak madu lebah liar yang ia buat akan hancur berserakan akibat serangan beruang. Kejadian yang mengguncang jiwa ini hanya menyisakan satu kotak madu, sementara yang lainnya habis dimusnahkan oleh hewan buas tersebut.
Dengan semangat yang masih berkobar, Bustam mengubah posisi duduknya di kursi plastik tua yang terletak di dekat kebun. Ketika ia mulai menceritakan insiden kelam yang terjadi pada tahun 2022, wajahnya mendadak berubah serius, menunjukkan betapa besar dampak yang ditimbulkan serangan beruang tersebut.
“Semuanya lenyap, 500 kotak yang saya miliki habis tak tersisa, hanya satu yang selamat,” ungkap Bustam dengan nada kecewa saat dijumpai di Desa Aur Duri, Kecamatan Rambang Dangku, Kabupaten Muara Enim.
Kejadian tragis itu sempat membuat Bustam nyaris menyerah. Namun, beruntung, Medco E&P Lematang kembali membantu memberikan pagar seng untuk melindungi sisa kotak madunya. Sejak tahun 2016, Bustam mendapatkan pendampingan dari Medco, yang menjadi titik awal bagi pengembangan budidaya madu lebah liar yang dimulai pada 2014.
Bantuan pagar seng itu tidak hanya melindungi kotak madunya, tetapi juga memberinya harapan baru dalam menjalankan kegiatan budidaya. Kini, ia berhasil mengelola 30 kotak budidaya dan mulai lagi memproduksi madu setelah sempat terpuruk.
Dengan dukungan dari KKKS, Bustam kini mampu memproduksi sekitar 170 kilogram madu dalam setahun. Madu dapat dipanen setiap tiga pekan antara bulan Juli hingga Oktober, meskipun sebelum 2022, produksinya pernah mencapai hingga 1 ton dengan bantuan 30 anggota kelompoknya.
Kebangkitan Usaha Budidaya Madu di Desa Aur Duri
Bustam saat ini mengelola 30 kotak budidaya, di mana 27 di antaranya berukuran besar dan mampu menghasilkan sekitar 5 kilogram madu per kotak. Sementara itu, beberapa kotak lebih kecil dapat menghasilkan madu hingga 2 kilogram.
Kelompok Karya Maju Bersama yang dibentuknya kini mampu memasarkan madu hasil produksinya sampai ke luar daerah, seperti Jambi dan Bengkulu, bahkan hingga Pulau Jawa sekalipun. Keberhasilan ini tentu tidak terlepas dari usaha dan kerja keras Bustam bersama anggotanya.
Untuk setiap kemasan 450 mililiter, Bustam menjual madunya dengan harga Rp 65.000. Sedangkan, untuk setiap kilogramnya dikenakan harga Rp 130.000. Alat ekstraksi, pengeringan, dan kemasan juga didapatkan berkat dukungan Medco E&P, yang sangat membantu proses penjualannya.
Pendapatan dari penjualan madu ini sangat bermanfaat bagi kehidupan keluarganya. “Kadang anak-anak memerlukan uang, hasil dari madu ini bisa membantu,” ujar Bustam menggambarkan situasi ekonominya yang lebih baik.
Lokasi Bustam yang berjarak ratusan kilometer dari Palembang memberikan tantangan tersendiri. Bersama sembilan anggota kelompok Karya Maju Bersama, mereka kini memiliki alternatif pendapatan yang tidak bergantung lagi pada hasil panen kebun karet. Meningkatnya harga jual karet yang sering menurun menjadi alasan mereka untuk mencari cara lain.
Dampak Positif Pemberdayaan Ekonomi Melalui Budidaya Madu
Melalui usaha budidaya madu lebah liar, Bustam dan kelompoknya merasakan dampak ekonomi yang cukup signifikan. Keberhasilan ini menunjukkan betapa pentingnya dukungan dari pihak luar untuk memberikan dorongan bagi masyarakat di desa.
Dari pelatihan hingga pendampingan, Medco E&P telah memainkan peranan kunci dalam revitalisasi usaha ini. Pembinaan yang dilakukan sejak lama telah mengubah cara pandang masyarakat lokal terhadap potensi yang ada di sekitar mereka.
Keberhasilan Bustam tidak hanya berhenti pada peningkatan produksi madu saja. Ia berharap, melalui pengalamannya, lebih banyak masyarakat di sekitarnya dapat terinspirasi untuk berinovasi dalam bidang pertanian dan budidaya.
Kisah Bustam menjadi contoh bagi banyak orang, terutama di daerah pedesaan, bahwa dengan sedikit bantuan dan usaha tak kenal lelah, segala sesuatu bisa dicapai. Hasil kerja keras dan kolaborasi yang baik dapat memberikan dampak yang besar bagi masyarakat.
Di tengah tantangan yang ada, Bustam dan kelompoknya terus berharap adanya upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan pemasaran. Mereka berambisi agar usaha budidaya madu ini dapat menjadi sumber penghidupan yang stabil dan berkelanjutan di masa mendatang.
Harapan dan Rencana Masa Depan untuk Budidaya Madu
Melihat ke depan, Bustam optimis tentang peluang pengembangan budidaya madu dalam komunitasnya. Ia berencana untuk terus mengembangkan keahlian dan memperluas jaringan penjualan madunya untuk menjangkau lebih banyak konsumen.
Pengalaman sebelumnya telah memberikan pelajaran berharga, yakni pentingnya menjaga kolaborasi dengan pihak-pihak yang peduli terhadap pengembangan masyarakat. Bustam berharap bisa bekerjasama dengan lebih banyak organisasi untuk mendapatkan pelatihan dan bantuan peralatan yang lebih modern.
Perencanaan dan inovasi menjadi kunci dalam masa depan budidaya madu. Bustam ingin mengenalkan jenis-jenis madu lokal kepada pasar yang lebih luas, terutama produk organik yang kini semakin diminati.
Sebagai inisiator kelompok Karya Maju Bersama, Bustam tidak hanya berfokus pada keuntungan pribadi tetapi juga pada keberlanjutan kelompoknya. Ia percaya bahwa kebangkitan ekonomi di desa dimulai dari kolaborasi yang baik antar anggota kelompok.
Secara keseluruhan, kebangkitan usaha budidaya madu lebah liar di Desa Aur Duri merupakan cerminan dari semangat juang yang tidak pernah padam. Bustam dan anggotanya membuktikan bahwa dengan ketekunan dan dukungan, setiap tantangan dapat dihadapi dan diubah menjadi peluang.














