Sebelumnya, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani melaporkan pentingnya perkembangan hilirisasi yang dicanangkan pemerintah. Program ini berhasil meraih pemasukan investasi sebesar Rp 150,6 triliun di kuartal III 2025, sebuah langkah signifikan bagi perekonomian Indonesia.
Jumlah investasi tersebut mencerminkan 30,6 persen dari total realisasi investasi di kuartal yang sama sebesar Rp 491,4 triliun. Lebih menggembirakan lagi, investasi untuk hilirisasi ini mengalami lonjakan sebesar 64,6 persen dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun lalu.
“Kalau kita lihat memang kontribusinya ini secara perlahan meningkat,” kata Rosan di Jakarta. “Dari sektor hilirisasi sudah mencapai 30,6 persen, meningkat dari sebelumnya yang hanya di level 25-26 persen.”
Potensi Besar Sektor Mineral dan Nikel di Indonesia
Investasi yang masuk menunjukkan bahwa sektor mineral, khususnya nikel, menjadi penyumbang terbesar dengan total nilai mencapai Rp 97,8 triliun. Mayoritas dari porsi penanaman modal tersebut dialokasikan untuk komoditas nikel, yang mencapai Rp 42 triliun.
Rosan mengungkapkan, nikel menjadi komoditas yang sangat diminati investor. Hal ini tidak terlepas dari peran penting nikel dalam rantai pasok industri baterai kendaraan listrik.
“Kita memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, kurang lebih 42 persen dari total cadangan global,” tambahnya. Kebijakan hilirisasi yang tepat akan memastikan bahwa cadangan ini dimanfaatkan secara berkelanjutan.
Pentingnya Hilirisasi dalam Mendorong Investasi Nasional
Hilirisasi tidak hanya meningkatkan jumlah investasi, tetapi juga memperkuat rantai pasok industri dalam negeri. Dengan adanya kebijakan yang mendukung, Indonesia bisa menjadi negara yang berpengaruh di sektor energi terbarukan, khususnya kendaraan elektrik.
Kontribusi sektor hilirisasi terhadap perekonomian Indonesia menunjukkan bahwa negara ini dapat bersaing di tingkat global. Rencana pengembangan dalam sektor ini merupakan langkah strategis yang perlu didukung semua pihak.
Melalui investasi yang berbasis hilirisasi, diharapkan akan tercipta lapangan kerja yang lebih banyak. Hal ini sangat penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan ke depannya.
Strategi Jos untuk Mengelola Sumber Daya Alam
Dalam menghadapi tantangan global, penting bagi Indonesia untuk mengambil langkah strategis dalam mengelola sumber daya alamnya. Proses hilirisasi harus dilakukan dengan pendekatan ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Pemerintah perlu berkolaborasi dengan industri untuk mengembangkan teknologi hijau yang mendukung produksi. Inovasi dalam pemanfaatan sumber daya alam akan menjadi kunci untuk menghadapi era industri 4.0.
Melalui strategi ini, diharapkan tidak hanya memperkuat perekonomian, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan. Menjadi negara yang tidak hanya kaya sumber daya, tetapi juga peduli terhadap keberlanjutan.














