Menurut Mark Zandi, Kepala Ekonom Moody’s Analytics, setiap pekan shutdown bisa memangkas pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) riil tahunan kuartalan sebesar 0,1%. Sebagai gambaran, sepanjang paruh pertama 2025, ekonomi AS tumbuh rata-rata 1,8% secara tahunan. Artinya, perlu beberapa pekan shutdown untuk benar-benar menimbulkan kerusakan signifikan.
Sejarah mencatat, sejak 1977, pemerintah AS sudah 20 kali gagal memenuhi tenggat pendanaan, dengan rata-rata shutdown berlangsung 8 hari. Namun, shutdown terakhir di era Trump pada 2018 jauh lebih panjang, mencapai 35 hari, menurut catatan Bank of America Institute (BAI).
Shutdown akan memaksa sebagian pegawai federal non-esensial dirumahkan tanpa gaji. Kontraktor pemerintah pun berpotensi kehilangan pekerjaan sementara, menambah beban ekonomi yang sudah rapuh.
Menelusuri Dampak Ekonomi dari Penutupan Pemerintah
Dampak dari shutdown pemerintah tidak sebatas pada hilangnya gaji bagi pegawai. Penutupan ini juga berpotensi menyebabkan perlambatan dalam layanan yang penting bagi masyarakat.
Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh situasi ini dapat memengaruhi kepercayaan konsumen. Sebagian individu dan usaha kecil terganggu dalam perencanaan finansial mereka, membatasi pengeluaran yang penting untuk ekonomi lokal.
Lebih jauh lagi, sektor swasta yang bergantung pada pengeluaran pemerintah juga akan merasakan dampaknya. Banyak kontraktor swasta yang menunggu pembayaran dari pemerintah, dan penundaan ini dapat berujung pada pengurangan tenaga kerja.
Implikasi Sosial dari Pemangkasan Anggaran
Shutdown tidak hanya menimbulkan masalah ekonomi, tetapi juga ada implikasi sosial yang signifikan. Pekerja yang dirumahkan sering kali mengalami stres finansial yang parah.
Penundaan gaji dapat mengganggu kemampuan mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini bukan hanya memengaruhi individu, tetapi juga keluarga mereka, yang bisa menimbulkan konsekuensi lebih besar pada masyarakat.
Selain itu, meningkatnya pengangguran sementara dapat menyebabkan peningkatan jumlah kasus di lembaga-lembaga sosial. Ini menambah beban pada sistem yang sudah berjuang untuk menyediakan layanan yang memadai.
Konsekuensi Panjang Dalam Rangka Kebijakan Fiskal
Konsekuensi jangka panjang dari shutdown bisa berpengaruh pada kebijakan fiskal yang lebih luas. Ketidakpastian yang dihadapi pemerintah dapat mengakibatkan penundaaan investasi dalam proyek-proyek penting.
Investasi infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan menjadi terhambat, yang pada akhirnya dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi di masa depan. Ini menambah risiko bagi perekonomian yang sudah rentan.
Selain itu, akan ada potensi untuk meningkatnya defisit anggaran. Ketika pendapatan negara berkurang akibat penutupan, pengeluaran yang harus dipenuhi pun tetap berjalan.