Hibah yang diterima oleh Pemkot Bontang dari Pemerintah Jeju merupakan langkah signifikan dalam pengelolaan lingkungan. Keberhasilan ini menunjukkan komitmen dan kepercayaan global terhadap tata kelola yang berkelanjutan di daerah tersebut.
Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, menyatakan bahwa hibah tersebut tidak berbentuk uang tunai, melainkan pelatihan dan fasilitas bagi pengelolaan sampah. Dengan dukungan ini, Bontang diharapkan dapat meningkatkan manajemen sampah menjadi lebih efektif.
“Bontang menjadi kota pertama di Indonesia yang menerima hibah ini, dan kami optimis program ini akan memberikan dampak positif,” tegas Neni dalam sambutannya pada acara gala dinner. Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk tim ahli dari Korea dan Pemerintah Provinsi Jeju.
Keberhasilan Hasil Kerja Sama Internasional dalam Pengelolaan Sampah
Pemerintah Jeju melalui hibah ini berfokus pada pelatihan dan pendampingan terkait teknologi pengolahan sampah. Hal ini penting agar masyarakat dapat memanfaatkan sumber daya dengan lebih baik dan mengurangi limbah.
Melalui program ini, ada empat rencana utama yang akan diimplementasikan di Bontang. Pertama, pembangunan fasilitas bio-digester yang dapat mengubah limbah organik menjadi biogas yang ramah lingkungan.
Selain itu, rencana lain mencakup pembangunan rumah bersih di empat kelurahan yang bertujuan mempermudah pengelolaan sampah. Upaya ini diharapkan bisa menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia.
Kunjungan Tim Ahli Korea dalam Proyek Pengelolaan Sampah
Ini merupakan kunjungan ketiga pihak KOICA Indonesia untuk meninjau proyek ini secara langsung. Tim ahli dari Korea melakukan survei dan observasi di Bontang untuk memahami kondisi pengelolaan sampah di lapangan.
Kunjungan sebelumnya dilakukan untuk survei pra-kelayakan dan finalisasi rencana proyek. Saat ini, fokus mereka adalah melihat proses pengelolaan dari tingkat masyarakat.
Dari pengelolaan bank sampah hingga TPA Bontang Lestari, semua elemen penting dalam proyek ini akan diawasi dengan cermat. Ini merupakan langkah besar untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di daerah tersebut.
Program Pendukung untuk Masyarakat dan Lingkungan
Empat program utama dalam kerja sama ini terdiri dari pembangunan infrastruktur yang akan membantu dalam pengolahan sampah. Program ini juga berfokus pada sosialisasi pentingnya pengelolaan sampah kepada masyarakat.
Gerakan lokal bernama ‘GESIT’ juga menjadi bagian dari dukungan terhadap proyek ini. Dengan melibatkan komunitas, diharapkan kesadaran dan tanggung jawab terhadap masalah sampah dapat meningkat.
Keberadaan program ini sejalan dengan upaya Pemkot Bontang untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Semua langkah ini ditujukan untuk membangun citra positif kota di tingkat nasional maupun internasional.
Dengan dukungan pemerintah setempat dan kerjasama internasional, pengelolaan sampah di Bontang diharapkan dapat menjadi contoh bagi kota-kota lainnya. Bontang harus bertransformasi dari kota industri menjadi kota yang juga dikenal dengan tata kelola lingkungan yang baik.














