Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, berhasil menyelesaikan kategori lari 10K dalam ajang Borobudur Marathon 2025. Acara tersebut berlangsung di Magelang pada Minggu pagi dan Hasto melintasi garis finish dengan waktu yang mengesankan, yaitu 1 jam 21 menit, yang menunjukkan pencapaian signifikan dibandingkan dengan waktu terbaik sebelumnya.
Pencapaian ini semakin menegaskan dedikasi dan tekad Hasto dalam berolahraga. Dengan memotong 7 menit dari waktu sebelumnya, ia tidak hanya menunjukkan kemajuan tetapi juga komitmen terhadap gaya hidup sehat.
“Puji syukur, saya berhasil menyelesaikan rute 10K Borobudur Marathon 2025,” katanya setelah menyeberangi garis finish. Ia menambahkan bahwa pengalaman berlari ini menggambarkan ketekunan dan rasa syukur yang mendalam.
Bagi Hasto, medali yang diterima bukan hanya sekadar simbol kemenangan, tetapi lebih kepada perjuangan yang melewati banyak proses dan pelatihan. Ia merasakan keindahan alam yang mengelilingi Candi Borobudur, di mana setiap langkahnya terasa lebih berarti.
Pendidikan Melalui Olahraga di Borobudur Marathon 2025
Hasto juga menyatakan bahwa keikutsertaannya dalam maraton ini adalah bagian dari upaya mendukung semboyan ‘Mens Sana in Corpore Sano’. Menurutnya, menjaga kebugaran fisik adalah langkah penting untuk membangun jiwa yang kuat dan sehat.
Dengan berlari, seseorang bisa belajar banyak tentang disiplin dan ketahanan. Hasto secara aktif memanfaatkan momen ini untuk menyebarkan semangat positif kepada peserta lainnya, meneriakkan kata “Merdeka!” dengan penuh antusiasme. Ini menunjukkan cara bagaimana olahraga dapat menyatukan masyarakat.
Sepanjang jalur lari, keberadaan Hasto menarik perhatian banyak warga yang mengenalinya. Ia tidak segan untuk menyapa dan memberikan salam kepada setiap orang yang menyapanya, menunjukkan sikap rendah hati dan keterhubungan dengan masyarakat sekitar.
Manfaat Berlari dan Pembangunan Karakter
Pencapaian Hasto dalam maraton ini bukan hanya tentang waktu atau medali semata, tetapi juga membangun karakter. Dalam prosesnya, ia belajar tentang dedikasi, ketekunan, dan disiplin dalam hidup.
Kegiatan berlari secara rutin dapat memberikan manfaat kesehatan yang signifikan. Hal ini tidak hanya membuat tubuh lebih bugar, tetapi juga memperbaiki kesehatan mental yang sering kali terabaikan. Hasto menegaskan bahwa mengolah raga adalah investasi dalam diri sendiri.
Tidak hanya itu, berlari di tengah pemandangan indah Borobudur memberikan pengalaman spiritual. Rute yang mengelilingi candi bersejarah tersebut menciptakan suasana damai yang mendukung setiap langkah peserta dalam menghadapi tantangan.
Refleksi Hasto dan Langkah Menuju Masa Depan
Hasto tidak hanya berfokus pada prestasi pribadi, tetapi juga pada bagaimana momen ini bisa menginspirasi orang lain. Ia berharap pencapaiannya dapat menjadi motivasi bagi masyarakat untuk lebih aktif berolahraga dan menjaga kesehatan.
Dengan berlari sambil membawa beban 1.2 kg, Hasto tak hanya menunjukkan kekuatan fisik, tetapi juga mengingatkan tanggung jawab terhadap masa depan. Ia percaya bahwa setiap individu memiliki potensi untuk bertumbuh dan berkembang, asalkan mau berusaha dan berkomitmen.
K pengalaman berlari di Borobudur Marathon 2025 adalah refleksi dari perjalanan hidupnya. Dalam setiap langkah, ada pelajaran tentang rasa syukur, perjuangan, dan keberanian menghadapi rintangan. Ini adalah langkah kecil menuju impian yang lebih besar.














