Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Yuke Yurike, mengingatkan Pemprov DKI Jakarta untuk bersiap menghadapi musim hujan yang akan dimulai pada November 2025. Dia mendorong Dinas Sumber Daya Air (SDA) dan dinas terkait untuk segera mengantisipasi potensi banjir dan tanah longsor yang bisa terjadi. Pada saat musim hujan, risiko bencana seperti ini meningkat drastis dan memerlukan perhatian khusus dari pemerintah.
Yuke menambahkan, kondisi pohon-pohon besar di Jakarta juga harus diperhatikan karena dapat menjadi risiko saat angin kencang berlangsung. Dia menyarankan agar Dinas Pertamanan melakukan pemangkasan atau topping pohon untuk mencegah kemungkinan robohnya pohon yang bisa membahayakan warga. Kesiapsiagaan ini penting untuk mengurangi dampak negatif yang mungkin terjadi.
Politisi dari PDIP ini menyoroti perlunya mitigasi yang baik bagi masyarakat yang terdampak bencana banjir. Proses evakuasi menjadi sangat krusial sebab banjir seringkali datang mendadak dan dalam skala besar. Meskipun koordinasi antara instansi terkait sudah terjalin dengan baik, tetap perlu adanya kewaspadaan ekstra untuk siap menghadapi situasi tersebut.
Upaya Mitigasi Banjir yang Harus Dilakukan di Jakarta
Yuke Yurike juga menyatakan bahwa pihak Pemprov harus melakukan langkah-langkah mitigasi yang tepat sebagai respons terhadap bencana ini. Pengerukan kali dan pemeriksaan saluran air harus menjadi prioritas, terutama menjelang datangnya hujan. Hal ini krusial untuk mengurangi resiko terjadinya genangan air yang dapat menyebabkan banjir.
Selain itu, pemeriksaan terhadap turap, tanggul, dan jembatan harus segera dilaksanakan. Kondisi infrastruktur yang baik akan meminimalisir dampak bencana dan melindungi masyarakat dari jatuhnya korban. Pemprov DKI diminta untuk tidak menunggu hingga bencana terjadi baru mengambil tindakan.
Pewartaan informasi tentang kondisi dan langkah-langkah yang diambil Pemprov juga penting dilakukan. Keterlibatan masyarakat dalam proses mitigasi juga tak kalah penting. Masyarakat perlu dibriefing mengenai langkah-langkah yang harus diambil saat terjadi banjir atau cuaca ekstrem.
Peran Dinas Pertamanan dalam Mengurangi Risiko Pohon Roboh
Selain persoalan banjir, tersedia pula risiko lain yang harus diwaspadai, yaitu pohon besar yang bisa roboh. Kebangkitan angin kencang pada musim hujan sering kali dapat merusak pohon-pohon yang tidak terawat. Dinas Pertamanan perlu melakukan pemantauan dan perawatan yang rutin untuk meminimalisir risiko tersebut.
Pemangkasan pohon yang benar dapat mengurangi bobot dan menjaga agar pohon-pohon tersebut tetap stabil. Komunikasi dengan masyarakat juga penting untuk meningkatkan kesadaran tentang potensi bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh pohon yang tidak terawat. Penyuluhan mengenai perawatan pohon juga bisa menjadi pilihan yang baik.
Yuke juga menekankan perlunya melibatkan warga dalam menjaga lingkungan sekitar. Masyarakat bisa diajak untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan pemeliharaan pohon. Dengan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, risiko yang dihadapi saat musim hujan dapat diminimalisir dengan lebih efektif.
Membentuk Sistem Layanan Darurat yang Efisien pada Musim Hujan
Penting bagi Pemprov untuk membentuk sistem layanan darurat yang efisien dalam menghadapi bencana. Penempatan tim evakuasi yang terlatih di lokasi strategis dapat sangat membantu dalam upaya penyelamatan. Waktu respons yang cepat akan menyelamatkan banyak nyawa saat situasi darurat terjadi.
Pelatihan dan simulasi evakuasi harus dilakukan secara rutin agar masyarakat paham langkah-langkah yang perlu diambil. Ini akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan pemerintah dalam menangani situasi darurat. Akses kepada informasi mengenai cuaca juga harus ditingkatkan agar masyarakat dapat lebih siap.
Utilisasi teknologi seperti aplikasi peringatan dini dapat menjadi salah satu solusi inovatif. Dengan informasi yang cepat dan tepat, masyarakat dapat mendapatkan peringatan lebih awal terkait kemungkinan bencana. Hal ini akan mendorong tindakan preventif yang lebih baik dari semua pihak.














