Nafkah anak menjadi salah satu pokok pembahasan dalam proses mediasi perceraian Meiza Aulia Coritha dengan Eza Gionino. Proses ini juga meliputi kesepakatan hak asuh anak yang diberikan kepada Meiza. Hal ini menandakan titik balik yang signifikan dalam kehidupan keduanya dan menjadi perhatian publik.
Kuasa hukum Meiza, Junanda Wahid, mengungkapkan bahwa besaran nafkah anak telah disepakati oleh kedua belah pihak. Namun, ia tidak merinci angka pastinya, hanya memberikan kisaran nominal yang harus dipenuhi Eza setiap bulan.
“Kesepakatannya tidak ada, hanya untuk pengasuhan anak diserahkan kepada Eca dan untuk nominal per bulan nafkahnya sudah disepakati angkanya saja,” kata Junanda di Pengadilan Agama Cibinong, Jawa Barat, pada Senin (20/10/2025).
Kesepakatan Nafkah Anak dan Hak Asuh dalam Perceraian
Dalam perceraian ini, yang terpenting adalah kesejahteraan anak. Kesepakatan nafkah anak mencakup sejumlah hal yang melibatkan tanggung jawab kedua orang tua. Junanda menjelaskan bahwa pengaturan ini dirasa paling tepat untuk memastikan kebutuhan anak terpenuhi secara maksimal.
“Ya, seperti itu. Rp20 juta ke atas per bulan untuk ketiga anak,” tambahnya. Jumlah ini menunjukkan komitmen Eza dalam memenuhi tanggung jawabnya sebagai ayah, meskipun mereka berada di tengah proses perceraian yang rumit.
Kesepakatan mengenai nafkah ini menjadi langkah awal untuk memastikan anak-anak tetap mendapatkan yang terbaik. Hal ini terpisah dari pembahasan mengenai harta gono-gini, yang akan dibahas di lain waktu setelah putusan mengenai perceraian ini.
Perbedaan Antara Nafkah dan Pembagian Harta Bersama
Junanda menekankan bahwa fokus gugatan saat ini adalah mengenai perceraian, hak asuh anak, dan kewajiban nafkah. “Itu beda, ini kan masih gugatan perceraian. Itu berbeda lah,” ujarnya. Proses hukum ini sangat penting untuk memastikan semua pihak memahami peran dan tanggung jawab masing-masing.
Dengan adanya kesepakatan ini, diharapkan kedua belah pihak dapat menjalani kehidupan baru mereka tanpa menimbulkan konflik lebih lanjut. Harta gono-gini dan pembagian aset lainnya akan ditangani setelah proses perceraian selesai.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun hubungan antara Eza dan Meiza telah berakhir, mereka berusaha untuk tetap menjaga situasi yang kondusif demi kesehatan emosional anak-anak mereka. Kesepakatan yang baik akan mempermudah kedua orang tua dalam menjalani kehidupan baru masing-masing.
Dampak Emosional Perceraian Terhadap Anak
Perceraian tidak hanya berdampak pada pasangan, tetapi juga pada anak-anak yang terlibat. Mereka sering kali menjadi korban dari situasi yang tidak ideal, dan perhatian orang tua sangat penting dalam proses ini. Dengan adanya kesepakatan nafkah yang jelas, setidaknya anak-anak dapat merasakan dampak positif dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Dalam proses transisi ini, penting bagi Eza dan Meiza untuk tetap berkomunikasi. Pembicaraan yang terbuka serta saling menghormati dapat membantu mengurangi ketegangan di antara mereka. Dengan cara ini, kedua orang tua dapat berfungsi lebih baik dalam peran mereka setelah perceraian.
Menciptakan lingkungan yang mendukung bagi anak-anak sangatlah penting. Sebab, proses perceraian dapat mempengaruhi kesehatan mental dan emosional mereka. Dukungan baik dari orang tua maupun lingkungan sekitar sangat diperlukan untuk memberikan rasa aman bagi anak-anak selama masa-masa sulit ini.